Posted by : Anonim
21 Okt 2015
Hai guys, kali ini ada sumbangan artikel dari Hokage ke-2 nih. Sepertinya akan menarik mengingat YMGM sekarang juga kedatangan banyak anggota baru yang mungkin masih bingung arah dan tujuan (selain berduel tentunya), meskipun begitu bukan berarti kalian yang udah jadi senpai-senpai nggak wajib baca ini artikel ya!
========================================================================
Hey~ya readers, kali ini saya, Tedi Prima bakal sedikit menjabarkan tentang apa itu “Greget” dalam hal bergabung, bermain dan besosialisasi di dalam komunitas tercinta kita yang tidak lain dan tidak bukan adalah Yu-Gi-Oh! Metagame Malang atau disingkat YMGM.
Arti kata “Greget” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia versi YMGM adalah bisa menjadi yang lain daripada yang lain, dalam artian lain adalah tampan dan berani. Apakah kalian sudah cukup tampan dan berani selama bergabung dalam YMGM? Untuk mengetahui hal itu, kalian perlu menyemak apa yang saya tulis disini.
Didalam sebuah komunitas pastilah nantinya terkumpul beberapa orang dengan karakter yang masin-masingnya tidak sama. Didalam sebuah komunitas, kita diajarkan bagaimana menjalin hubungan dengan orang-orang tersebut dan lambat laun akan terbiasa dan menjadi seperti saudara sendiri. Bila ikatan persaudaraan sudah terjalin maka seekstrim apapun sifat, tingkah laku dan perbuatan teman-teman kalian di dalam sebuah komunitas akan terasa seperti oksigen yang setiap saat kalian hirup.
Terkadang beberapa orang tidak menyadari akan hal-hal tersebut dan menjadi takut untuk bergabung dalam sebuah komunitas. Itulah polemik yang sudah biasa terjadi di dalam YMGM. “Gag berani mas”, “Belum ada deck mas”, “Malu mas”, bla bla bla lainnya, perkataan seperti itu yang sering saya dengar dan lihat baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Polemik seperti inilah yang kadang bikin saya heran, mungkin mereka pikir para anggota YMGM itu undead yg suka menggigit daging segar para perjaka, I wonder why. Mereka-mereka inilah contoh masyarakat yang kurang “Greget”.
Akan saya ceritakan kisah “Greget” saya bergabung ke dalam YMGM from the very beginning ‘till the End Phase. Saya mengenal franchise Yu-Gi-Oh! sejak saya masih menempuh pendidikan tingkat menengah pertama di MTsN 1 Malang. Pertama tahu dari ditayangkannya program acara hiburan anak di hari Minggu pukul 10.00 WIB tersebut, kemudia esoknya di kelas sayapun seronok bercerita dengan kawan-kawan saya, yah tahu sendiri kalau bocah lagi ngehype akan sesuatu. Besok-besoknya saya mengetahui pedagang kaki lima didepan sekolah menjual kartu-kartu permainan tersebut, tanpa panjang pikir (karena bocah masih belum sanggup mikir panjang-panjang), saya rogoh saku saya dan saya habiskan semua harta yang saya temukan disitu untuk memborong kartu-kartu yg (terlihat) bagus walau harus berdesakan dan berebut dengan anak-anak penggemar Yu-Gi-Oh! lainnya.
Baru mempelajari cara bermain yang benar ketika mencoba permainan “Yu-Gi-Oh! – Power of Chaos – Joey the Passion” di PC di rumah teman. Saya menjadi semakin terobsesi dengan dunia Yu-Gi-Oh! ini dan menjadi hobi. Namun lambat laun, teman-teman yang mengajak saya bermain permainan ini menjadi pasif dan meninggalkannya, berbeda dengan saya yang sudah terlanjur jatuh cinta terhadap permainan ini. Saya teruskan hobi ini hingga ke jenjang perkuliahan, namun pada saat itu saya merasa sedikit terasingkan karena saya hanyalah secuil lapisan masyarakat di dalam kehidupan di kampus. Merasa ditengah-tengah keputus-asaan, pada awal semester tiga, saya membuat akun Facebook atau singkatnya FB dan menjelajah berbagai dunia didalamnya, mencoba iseng mengetik keyword “yugioh” dan muncullah suatu grup FB bernama Yu-Gi-Oh! Meta Game Malang, langsung saja klik tombol gabung. Beberapa hari kemudian saya diterima menjadi anggota dan mulai menanyakan tentang kumpul-kumpul, lokasi kumpul, dan kapan saja hari berkumpulnya. Gag pake cing-cong like a s*it, setelah paham jadwal kumpul atau bahasa kerennya gathering dan disingkat gath, saya langsung tancap gas untuk bertemu dan berduel dengan anggota-anggota lainnya. Intinya gag pake sungkan, gag pake malu dan gag pake 1001 macam alasan, langsung saja join then fray.
Lama setelah saya bergabung dengan YMGM, saya merasa lebih percaya diri sebagai pribadi baik mahasiswa maupun duelist. Lebih mengenal banyak orang, banyak sifat dan banyak pengalaman menjadikan saya lebih terbiasa menghadapi orang-orang di dunia luar yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Pada saat itu YMGM diketuai oleh mas Adam Pamungkas atau yang biasa kita kenal dengan Adam’s Wenie atau Dzaky Priya Al-Bukhari (sebenarnya itu nama putranya sekarang) atau juga KKWanna. Sekitar satu tahun saya bergabung dan pada suatu ketika mas Adam ini hendak menikah dengan wanita pujaannya, logika saja, bila hendak serius dengan suatu keputusan besar seperti menikah, maka harus ada dunia yang dilepaskan (tidak harus benar-benar meninggalkannya). Keputusan itu mas Adam buat dengan resolve berhenti menjadi ketua YMGM. Dalam kondisi vacuum of power, YMGM tidak bisa bertahan lama, maka dari itu segera dilaksanakan pemilihan ketua baru. Saat itu hari Jumat sore ketika saya datang gath, teman-teman sedang merapatkan untuk siapa yang akan dipilih menjadi ketua YMGM selanjutnya, seraya saya bertanya tentang rapat ini dan secara tiba-tiba semua mata tertuju pada saya dan mereka berkata. “Nah, kamu aja Ted yang jadi ketuanya sekarang!”, kalau tidak kaget maka saya adalah manusia tanpa emosi. Saya tertegun dengan keputusan teman-teman pada saat itu sambil berpikir, “Aku ini kan masih tergolong baru, kok dipilih jadi ketua ya?”. Ternyata dengan keaktifan saya di dalam YMGM ini yang membuat mereka mempercayakan posisi ketua pada saya. Intinya, bila sudah bergabung dalam suatu komunitas, jadilah anggota yang aktif dan vokal sehingga kalian dinotice sama senpai.
Segitu aja kisah perjalanan “Greget” saya sepanjang berada di YMGM, kalau kepanjangan nanti jadi gag kondusif. Btw, for your information, posisi kepemimpinan yang saya duduki sudah berpindah kepada saudara Iqbal “Bamz” pada tahun 2013 dan untuk tahun 2015 kini posisi kepemimpinan diserahkan kepada saudara Fahmi Rizqi “Mas Ami”. Kedua orang ketua tersebut juga dipilih karena ke-“Greget”-annya dalam berorganisasi di YMGM. Intinya berkontribusilah bila menjadi anggota dalam suatu komunitas. Ingat, komunitas bukan seperti taman bermain dimana kalian sesukanya cuman ikutan maen doankz, kalian juga dituntut untuk menyokong kegiatan keorganisasian didalamnya. Berkontribusilah supaya kalian mempunyai poin tersendiri yang nantinya bisa dipertimbangkan untuk menjadi ketua suatu komunitas terutama YMGM.
Yak, artikel kali ini memang sedang tidak membahas pernak-pernik Yu-Gi-Oh! secara fisik namun apa yang saya sampaikan disini (insyaAllah) akan membantu kalian untuk menjadi orang yang lebih baik dalam bermasyarakat dan menghadapi kehidupan di luar sana.
Jadi ketua organisasi itu enak loh. Bisa merintah-merintah anggota, bisa ngekick anggota yang songong, bisa dikenal banyak orang, dan yang paling utama kalian akan diakui oleh teman-teman dan orang sekitar kalian bahwa kalian adalah orang yang mampu dan bertanggung jawab. Semangat sahabat muda! Kalau saya yang awalnya cuman anak random bisa, kalian juga pasti bisa!
Malang mengubah manusia (Primadani, 2012).
========================================================================
Yap mungkin itulah sedikit unek-unek Hokage ke-2 yang penuh makna, intinya belajar berorganisasi nggak akan membuang waktu kalian dengan sia-sia guys karena banyak sekali manfaat yang bisa didapat (asalkan kalian benar-benar serius ingin berorganisasi) seperti yang sudah diutarakan dalam artikel diatas. Bertanggungjawab melaksanakan jabatan, bersosialisasi baik di dalam maupun luar YMGM, berpartisipasi dalam setiap event, itu semua terserah kepada diri kalian sendiri mau dibawa kemana selama bergabung dengan YMGM.
So...ARE YOU THE NEXT?
wkwkwkwkwk pdhal cerita asli nya km jdi ketua ga gtu wkwkwjwk
BalasHapusyoiki bajingane..wkwk..
Hapus